Perhatikan Etika Batuk dan Bersin, Studi Terbaru Temukan Virus COVID-19 Menyebar Sejauh 6 Meter

Rsalirsyadsurabaya.co.id – COVID-19 bisa menular melalui tetesan cairan pernapasan tubuh (droplet). Karena itu, semua orang disarankan menjaga jarak fisik sejauh 2 meter. Namun, penelitian terbaru menunjukkan virus korona ini dapat menyebar hingga sejauh 6 meter setelah seseorang bersin, batuk, bahkan berbicara.

Fakta baru menemukan virus korona ini jauh lebih menular dari yang dibayangkan banyak orang. Dalam sebuah studi baru ditemukan bahwa jarak fisik dua meter saja tidak cukup untuk melindungi diri dari virus korona. Meskipun penularan virus ini melalui udara masih belum jelas.

“Pemahaman kami tentang mekanisme penularan virus melalui udara masih belum lengkap. Tapi, ada kemungkinan dosis dan waktu pajanan akan menentukan risiko terjadinya infeksi virus,” kata Profesor Dimitris Drikakis , Wakil Presiden Kemitraan Global di Universitas Nicosia dikutip dari ZME Science.

Karena itu, skenario transmisi jarak fisik perlu dipertimbangkan lagi dengan mempertimbangkan kecepatan angin, kelembapan relatif, dan suhu.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan 19 Mei 2020 di jurnal Physics of Fluids, peneliti Talib Dbouk dan Dimitris Drikakis dengan Lembaga Riset Pertahanan dan Keamanan di Universitas Nicosia di Yunani pun menggambarkan proses air liur dari orang yang terinfeksi bertaburan di udara ketika batuk atau bersin menggunakan simulasi dinamika fluida komputasi.

Studi ini bertujuan meningkatkan pemahaman banyak orang tentang infeksi virus melalui partikel cairan tubuh di udara ke manusia lainnya. Mereka memperhitungkan banyak faktor yang bisa memengaruhi penyebaran dan penguapan tetesan air liur, seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin dan tekanan.

Model penelitian ini pun melibatkan persamaan diferensial parsial pada 1.008 tetesan air liur dan menyelesaikan sekitar 3,7 juta persamaan secara total.

Hasil simulasi menunjukkan, bahwa dengan angin sepoi-sepoi, yakni 2,5 mph atau embusan angin sekitar 4 km/jam, maka bisa menyebabkan partikel air liur untuk menempuh jarak 18 kaki atau sekitar 5 meter lebih hanya dalam 5 detik.

Hal ini bisa berarti, ada peluang terjadinya infeksi virus korona melalui udara yang cukup besar. Terutama anak-anak dan orang dewasa yang tubuhnya lebih pendek, karena berisiko terinfeksi dari partikel kecil air liur tersebut.

“Temuan kami ini menunjukkan bahwa saat seseorang batuk, maka kecepatan angin di ruang terbuka akan memengaruhi jarak lintas tetesan air liur yang membawa penyakit menular,” jelas Drikakis dalam siaran pers.

Karena itu, jarak fisik 2 meter dinilai tidak cukup. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya penggunaan masker untuk mencegah penularan virus korona COVID-19.

Dbouk dan Drikakis pun menyampaikan, bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami bagaimana hal-hal seperti suhu faktor tanah masuk. Itu juga termasuk mempelajari lebih lanjut lingkungan dalam ruangan, di mana pendingin ruangan (AC) akan mempengaruhi bagaimana penyebaran droplet tersebut. (nin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp chat