Long COVID Bisa Dicegah dengan Penanganan Segera Sejak Terpapar Virus Corona

Rsalirsyadsurabaya.co.id –  Long COVID, atau kondisi di mana seseorang yang masih merasakan gejala-gejala COVID-19 meski telah melewati empat pekan setelah terinfeksi ternyata bisa dicegah. Caranya, adalah dengan tidak terlambat menangani COVID-19 setelah terpapar virus.

Virus corona penyebab COVID-19 memiliki dampak sistemik, di mana seluruh tubuh bisa terkena. Sehingga, ketika virus corona masuk ke dalam tubuh, dampaknya bisa terjadi di berbagai organ, bukan cuma paru-paru. Bisa juga berdampak kepada hati, ginjal, otak, usus, hingga pembuluh darah.

Karenanya, bila terlambat ditangani sejak awal, dikhawatirkan peradangan terjadi di banyak tempat. Hal inilah, sebagaimana dijelaskan Dokter spesialis penyakit dalam dr. Wirawan Hambali, Sp.PD, yang menyebabkan dampak long COVID jadi lebih banyak.

“Semakin tinggi peradangan, dampak long COVID lebih banyak,” katanya.

Dia menganalogikan peradangan dalam tubuh seperti kebakaran hutan. Api yang sudah menyebar luas dan membakar seluruh hutan lebih sulit dipadamkan dibandingkan api yang membakar sedikit area. Dalam hal ini, pencegahan long COVID berarti harus dilakukan sejak seseorang terinfeksi virus corona.

“Kalau sejak awal takut diperiksa, bisa bahaya karena bisa jadi pengobatan COVID-19 terlambat dan berdampak pada seberapa peradangan terjadi,” jelas Wirawan dalam webinar kesehatan, dikutip Antara, Rabu (29/9).

Wirawan menyampaikan, angka prevalensi gejala pasca COVID-19 sebesar 63,5 persen dirasakan oleh penyintas, sementara sisanya tidak merasakan gejala pasca COVID-19.

Gejala klinis yang sering muncul sendiri meliputi kelelahan, sakit kepala, gangguan atensi, rambut rontok, sesak napas dan batuk, nyeri otot dan sendi serta tulang, gangguan pencernaan, belum kembalinya indra penciuman dan indra perasa, hingga gatal dan ruam pada kulit.

Bila dicek di laboratorium, hasil X ray juga belum normal seperti sebelum terinfeksi virus corona. Ada pula gejala psikis yang terjadi pada pasien pasca-COVID-19, yakni demensia, depresi, kecemasan, serta gangguan atensi dan obsesif kompulsif. Suasana hati yang berubah-ubah secara cepat juga bisa terjadi sehingga gejala pasca-COVID-19 dapat berdampak terhadap kehidupan sosial.

Mengonsumsi vitamin disarankan dr. Wirawan dilakukan seawal mungkin sejak terinfeksi COVID-19. Namun konsumsi juga secukupnya, agar tidak menimbulkan masalah baru seperti keluhan pada lambung.

Penanganan Long COVID

Penanganan long COVID, dijelaskan Chief medical officer WebMD, Dr. John Whyte, tergantung dari gejala yang dialami. Seseorang bisa mendapatkan perawatan dari spesialis yang bervariasi karena gejala Long COVID yang dialami setiap orang belum tentu sama.

Namun ia menegaskan, bahwa orang yang terkena long COVID tidaklah menular.

“Tetapi strategi terbaik untuk menghadapi long COVID adalah pencegahan,” katanya.

Lindungi diri dan orang-orang terdekat dari COVID-19 dengan cara mendapat vaksinasi. Turunnya jumlah kasus berkat pembatasan kegiatan di berbagai tempat tidak boleh melonggarkan disiplin dalam menjaga protokol kesehatan untuk menghindari ancaman gelombang ketiga di Indonesia. (nin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp chat